Monday 29 October 2012

Semoga dimudahkan, Amin

                                                                                                                                Kuliah lagi......... 

Ya semangat ini sudah muncul dari tahun kemarin, hanya saja saya harus mempertimbangkan banyak hal, diantaranya Mila yang masih belum bisa di tinggal(saya yang merasa berat meninggalkannya). Saya tertinggal beberapa tahun dari kawan-kawan seangkatan waktu CPNS,mereka sudah akan melakukan penyesuaian, (turut bahagia kawan). 

Dulu saat saya memutuskan menikah, kawan-kawan saya mendapat rejeki untuk berkuliah lagi untuk mendapatkan S-1 nya. Sudah menjadi rejeki saya, tiga bulan setelah menikah langsung hamil. Saat itu sudah berpikir untuk melanjutkan kuliah, tapi suami menyarankan untuk tidak kuliah karena kondisi kehamilan saya(yang diawali dengan infeksi ginjal). Terlebih pekerjaan suami yang "fulltime" hingga waktu untuk mengantar saya periksa kehamilan saja sering tak bisa, kadang saya sudah keluar dari ruang periksa dia baru sampai rumah sakit.

Insyaallah saya mulai kembali, meski pendaftaran sudah mentok tapi berusaha untuk masuk dan Alhamdulillah dapat yang dekat rumah, Masih deg-degan(kayak mau dikawinin) menunggu berapa mata kuliah yang bisa di konversi. Silabus yang dicari tak kunjung ketemukan, Foto yang ga boleh pake jilbab, orang Tata Usaha Kampus yang galak ampun, ini belum termasuk harus pulang malam dan ..... Sudah terbayang skripsi yang mungkin akan berat astagfirullah.....................(kata ayah: jangan di bayangin, dijalani ya, insyaallah nanti banyak yang bantu) dalam hati hanya bisa bilang Amin. Meski sebenarnya hati ini terguncang(hahhahahah lagu dangdut )  .


Menyenangkan dan mengahrukan sekali dengan semangat saya yang sebenarnya tidak 100% untuk menjalani, tapi semangat Ayah dan Mila yang mungkin 1000 % (membara.......................) kata Mila" ekolah mbuk, naik prosotan cama ayunan" ooooooooooooohhhhhhhhhhhhhhh   belum lagi semangat Assisten rumah tangga yang ngademin hati " kan belum dijalani bu, kalau sudah pasti mudah" (sejuk banget kata-kata ini). Masak yang di sekitar saya semangat sekali , saya tidak ikut semangat??? ikut semangat ahhh (pake senyum kecut). 


Semoga di mudahkan, Amin. Ya ini bagian dari semangat Mak Sri dan Pak Joko(bapak emak saya) untuk melanjutkan sekolah. Tiap tahun  pasti di tanyain, Kapan sekolah lagi? jangan jadikan anak dan urusan rumah tangga sebagai alasan untuk menghindar. Dalem ........... Bukan menghindar Mak, tapi berat banget. 

Mungkin memang baru sekarang rejeki ini untuk saya, setelah rejeki yang lain sudah saya terima, Suami yang mendukung dan menyayangi saya, anak yang luar biasa membahagiakan hidup saya, tempat berteduh bagi kami sekeluarga dan saat ini tidak ada alasan apapun untuk tidak melakukannya.

Bismillah... Ya Rabb mudahkan Segala Jalan di Hadapan saya,,,,,,,,,,,,,,, Amin

Wednesday 10 October 2012

AIR & BATU

Kita harus menjadi air untuk mengikis sebuah batu...
Kaum adam yang mengagumkan, dan cenderung punya pribadi yang sekeras batu. Tak jarang kita akhirnya beradu pendapat karena punya pikiran yang berbeda.  Ada pula argumen berbeda, tentang apa itu romantis dan bagaimana bersikap romantis. Atau argumen tentang harus membawakan tas belanjaan atau tidak. (Anda tentu jauh lebih tahu argumen apa saja yang sempat hadir di dalam hubungan)
Dan apa jadinya jika kita bersikukuh saling mengadu pendapat?
Sama halnya seperti ketika batu diadu dengan batu. Keduanya sama kerasnya. Jika diadu, bisa jadi keduanya sama utuh. Atau malah berakhir keduanya pecah menjadi puing batu. Sama-sama terluka.
Begini cara membentuk batu...
Jadilah air, kikislah, bentuk menjadi pribadi keras yang sejalan dengan Anda. Bukan dengan cara keras yang membuat keduanya terluka. Namun dengan kesabaran, ketulusan, kesepakatan, dan ketekunan dari waktu ke waktu. Lihat saja batu kali itu, tak ada yang merasa terganggu dengan aliran air sungai. Sekalipun deras aliran airnya, atau tenang selembut kalbu, bebatuan itu tak pernah keberatan dikikis dan dibentuk setiap harinya. Bahkan senantiasa berdiri kokoh di sana, menunggu aliran air datang dari hulu ke hilir.
Begini cara menjadi air...

Tahu kapan saat berbicara, tahu kapan saat mendengar. Berpikir dari sisi pria, dan bersikap manis seperti seorang wanita.
Tahu bagaimana cara memakai makeup yang cerdas, dan bukan sekedar memakai topeng kecantikan.
Tahu kapan saatnya merajuk. Dan bersikap tegas serta mandiri.
Tahu kapan saatnya ingin dipeluk. Dan selalu menyediakan bahu saat ia juga butuh bersandar.
Tahu bagaimana menjadi wanita pekerja keras. Namun juga lemah lembut serta piawai menyajikan makanan di dapur.
Tahu bagaimana bersikap tegas. Sekaligus lemah lembut keibuan.