Monday, 30 April 2012

oohh my God

Memulai dari mana ya? (pertanyaan yang sering keluar saat akan menulis) 
Berat banget minggu ini,  harus belajar banyak tentang kemarahan yang sopan ,indah dan manis. Pernah ga mikir marah yang indah? bagaimana marah yang manis?Aku lemah untuk menyembunyikan ketidaksukaan dan ketidaknyaman. Susah memendam ketidaknyaman,  ga harus semua orang mengerti keadaan kita tapi kita yang harus mengerti keadaan lingkungan.

Benar lah memendam amarah sama halnya memendam jarum di kepalan tangan. kapan saatnya tertusuk darah akan mengucur kuat. Tidak mau berpura-pura baik tapi di belakang  menusuk ato berpura-pura nyaman tapi hati  geram. Capek rasanya berposisi seperti ini. Muak benar muak. Berkeinginan mempunyai lingkungan yang saling mendukung, saling mengerti, saling terbuka dan bukan saling menusuk, mengadu dan memecah.

Mungkin pernah berharap,  orang yang jauh kita pikir sebagai pengayom malah membuat kita masuk di keterpurukan. Lingkungan yang kita anggap aman tapi malah sebaliknya semua menyerang. Mau seperti apa kalo ternyata masing masing memegang jarum???? benar berhati-hati di segala hal membuat keadaan jauh lebih baik.

Tentunya setiap orang punya keinginan, keinginan untuk di hargai, dimengerti dan di hormati. Terlepas dari berapapun usia dan bagaimana kondisinya sama kan untuk hal ini??? bagaimana dengan sebuah kesalahan??? bukankah suara hati mengusik kalo memang salah??  Apakah berat meminta maaf??? bagaimana dengan keseimbangan?? setiap orang tak akan bisa seimbang ( segala kesempurnaan hanya milikNya) tapi pernahkah terpikir bila tak berusaha untuk seimbang??? miris melihat apa yang terjadi.......... pernah tidak bila kondisi nya di kembalikan ke diri sendiri mengharap di hargai, dihormati dan diakui tapi tidak mau mengakui, menghormati dan menghargai??????????

Kemuakan memuncak, menggenggam jarum pun tak kuat lagi... buat apa kalo aku hanya berpura pura... biarlah ini bukan sebuah ekspresi kekecawaan tapi sikap. Bukan untuk menjadi pribadi yang original tetapi menjadi baik.

0 comments:

Post a Comment