Tuesday, 27 November 2012

Sibuk menilai orang lain, Lupa menilai diri sendiri

“Kebenaran yang dihasilkan dari persepsi Anda belum tentu menjadi benar dipersepsi orang lain.” 

Setiap orang, siapa pun dia, apa pun pilihan hidupnya, maka dia layak mendapatkan cinta dan kasih sayangmu. Karena, saat dirimu mengeluarkan kebaikan, saat itu kebahagiaanmu akan meningkat nikmatnya berlipat kali.

Salah satu kebiasaan dan perilaku yang kurang baik, tapi terlalu sulit untuk disadari adalah sifat suka menilai orang lain(saya belajar banyak dibagian ini) . Mungkin sangat banyak waktu dihabiskan untuk menilai orang lain daripada menilai diri sendiri. Seolah-olah hidup ini harus terfokus untuk melihat orang lain, dan untuk menilai mereka, lalu membahas secara tuntas tentang sikap, sifat, perilaku, kebiasaan, dan tindakan mereka. Dan, diri sendiri selalu lupa untuk bertanya kepada dirinya sendiri, “siapa aku”?

Ketika seseorang menyibukkan hidupnya dengan mengundang perilaku orang lain ke dalam hidupnya, maka dia akan lupa untuk berpikir buat pertumbuhan, perbaikan, dan kemajuan kepribadiannya sendiri yang lebih berkualitas. Mungkinkah sifat menilai adalah sifat alamiah manusia? Sebab, kebanyakan orang selalu menjadi sangat pintar dalam menilai perilaku dan sikap orang lain, dan menjadi sangat tidak pintar untuk menilai perilaku dan sikap diri sendiri. Bukankah ini sebuah kerugian besar buat kemajuan diri sendiri? Semua orang pasti paham bahwa kualitas hidup dalam kebahagiaan hanya bisa dimiliki, pada saat seseorang mampu memahami dan mengenal diri sendiri dengan baik. Dan bila orang-orang lebih suka mengenal diri orang lain daripada diri sendiri, apakah mungkin dia meraih kualitas hidup dan kebahagiaan?

Apakah salah kalau seseorang menilai orang lain? Tidak salah, tapi perilaku yang terlalu terbiasa untuk menilai kekurangan dan kelemahan orang lain, hanya akan menghasilkan ketidakbahagiaan ke dalam diri sendiri. Artinya, kekurangan dan kelemahan orang lain itu adalah energi negatif, yang berpotensi masuk ke dalam diri sendiri, dan mengurangi perasaan bahagia. Jadi, lebih baik menilai diri sendiri dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang, agar diri bisa menjadi pribadi yang berkualitas, untuk menghasilkan kehidupan yang lebih indah dalam kebahagiaan.


*belajar banyak tentang hidup, apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan*
Categories:

0 comments:

Post a Comment