“Kebenaran yang dihasilkan dari persepsi Anda belum tentu menjadi benar dipersepsi orang lain.”
Setiap orang, siapa pun dia, apa pun pilihan
hidupnya, maka dia layak mendapatkan cinta dan kasih sayangmu. Karena,
saat dirimu mengeluarkan kebaikan, saat itu kebahagiaanmu akan meningkat
nikmatnya berlipat kali.
Salah satu
kebiasaan dan perilaku yang kurang baik, tapi terlalu sulit untuk
disadari adalah sifat suka menilai orang lain(saya belajar banyak dibagian ini) . Mungkin sangat banyak
waktu dihabiskan untuk menilai orang lain daripada menilai diri sendiri.
Seolah-olah hidup ini harus terfokus untuk melihat orang lain, dan
untuk menilai mereka, lalu membahas secara tuntas tentang sikap, sifat,
perilaku, kebiasaan, dan tindakan mereka. Dan, diri sendiri selalu lupa
untuk bertanya kepada dirinya sendiri, “siapa aku”?
Ketika seseorang menyibukkan hidupnya dengan
mengundang perilaku orang lain ke dalam hidupnya, maka dia akan lupa
untuk berpikir buat pertumbuhan, perbaikan, dan kemajuan kepribadiannya
sendiri yang lebih berkualitas. Mungkinkah sifat
menilai adalah sifat alamiah manusia? Sebab, kebanyakan orang selalu
menjadi sangat pintar dalam menilai perilaku dan sikap orang lain, dan
menjadi sangat tidak pintar untuk menilai perilaku dan sikap diri
sendiri. Bukankah ini sebuah kerugian besar buat kemajuan diri sendiri?
Semua orang pasti paham bahwa kualitas hidup dalam kebahagiaan hanya
bisa dimiliki, pada saat seseorang mampu memahami dan mengenal diri
sendiri dengan baik. Dan bila orang-orang lebih suka mengenal diri orang
lain daripada diri sendiri, apakah mungkin dia meraih kualitas hidup
dan kebahagiaan?
Apakah
salah kalau seseorang menilai orang lain? Tidak salah, tapi perilaku
yang terlalu terbiasa untuk menilai kekurangan dan kelemahan orang lain,
hanya akan menghasilkan ketidakbahagiaan ke dalam diri sendiri.
Artinya, kekurangan dan kelemahan orang lain itu adalah energi negatif,
yang berpotensi masuk ke dalam diri sendiri, dan mengurangi perasaan
bahagia. Jadi, lebih baik menilai diri sendiri dan memperbaiki hal-hal
yang masih kurang, agar diri bisa menjadi pribadi yang berkualitas,
untuk menghasilkan kehidupan yang lebih indah dalam kebahagiaan.
*belajar banyak tentang hidup, apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan*
0 comments:
Post a Comment