Ya, kata itu yang saya dengar dari teman saya SMA dulu setelah sekian lama tidak bertemu. Waktu saya SMA (masih unyu-unyu), badan saya lebih berisi atau bisa di bilang gemuk. Berat badan waktu itu 49 kg terlihat gemuk dengan tinggi badan saya yang hanya 140 cm. Masih jelas diingatan saya, postur saya paling pendek diantara teman-teman SMA tapi bukan paling kecil.
Saat mengingat masa itu, wajar bila saya padat berisi(wkwkwkkwk padat merayap) karena hanya fokus sekolah ga mikir yang berat kecuali ujian lisan di depan kelas, pulang sekolah makan, di sekolah makannya mie ayam, bakso malang, soto, gorengan dan hampir tiap hari seperti ini, sampai rumah Emak marah kalau ga langsung makan(penurut nih ;), habis pulang ngaji solat isya dan makan lagi. Olah raga hanya pas jam olah raga (itu juga jumput jumput dibawah pohon alias neduh). Masalah yang paling mendasar dalam kepadatan badan saya dulu adalah memamahbiak alias ngemil. Ga nyalahin Emak juga yang nyediain cemilan macam-macam.(salah yang nyantap)
Dan sekarang dengan tinggi badan yang hanya 150 cm berat badan saya hanya 42 kg, Alhamdulillah bisa olah raga meski hanya sabtu minggu yang berdurasi lama( itu juga hanya jalan muter komplek), sudah jarang ngemil karena kalau saya merasa lapar saya memilih untuk makan berat dengan porsi kecil(kecuali pas kelaparan 2 mangkok bakso juga di hajar,,, jadi malu), peran sebagai ibu dan teman main mila mungkin faktor pengeluaran keringat yang lebih(lebih capek dari pada jalan muter komplek), kalau libur lebih milih untuk makan sayur banyak dan mengurangi karbo.
Lain orang lain mata lain memandang lain pikiran, itu yang terlintas di pikiran saya setelah mengalami pro dan kontra dengan badan saya sekarang, orang tua saya dan mertua lebih milih saya padat berisi karena dalam pandangan mereka badan berisi pertanda bahagia. Apa????????? (lebay). Suami saya cenderung lebih suka postur saya sekarang karena lebih berbentuk(badan saya cenderung lurus tak berbentuk kalau berisi, mana pinggangnya??) Kakak Saya, Mbak Dewi, yang berpostur besar tergila-gila dengan berat badan saya sekarang dan dia harus ikut program diet dari dokter karena kesulitan memanage pola makan(goodluck my sister ... sekarang dah langsing juga kok).
Berbadan ideal(bukan kurus kering ya) itu jauh lebih baik, pertama saat beraktifitas saya merasa tidak capek membawa beban sendiri, gesit dan cekatan, baju jaman gadis muat dan yang buat saya bahagia adalah celana saya kembali ke ukuran S/S (hanya satu merk D*ST).
Pernah sih dengar salah satu rekan yang mengatakan, tubuh kurus tuh tanda ga bahagia, muncul pertanyaan dari saya kalau gemuk tanda bahagia ya???. Silahkan di pertanyakan ke diri masing-masing. Ada orang yang stress larinya ke makanan, kalau menurut saya sih sebenarnya yang bilang tanda ga bahagia itu mengagumi badan yang sudah ideal ini bukan iri.
Mari hidup sehat, ini dia cara menghitung Indeks Massa Tubuh:
Indeks Massa Tubuh = Berat Badan(kg) / (Tinggi Badan (cm)/100)2
Contoh itung indeks massa tubuh saya saja:
BB= 42 kg, TB= 150 cm
Indeks Massa Tubuh saya = 42/(150/100)2
= 42/ 2.25
= 18.67
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
IMT Status Gizi Kategori
Mari hidup sehat, ini dia cara menghitung Indeks Massa Tubuh:
Indeks Massa Tubuh = Berat Badan(kg) / (Tinggi Badan (cm)/100)2
Contoh itung indeks massa tubuh saya saja:
BB= 42 kg, TB= 150 cm
Indeks Massa Tubuh saya = 42/(150/100)2
= 42/ 2.25
= 18.67
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
IMT Status Gizi Kategori
| |||||||||||||||||
Ukur lingkar pinggang Batas lingkar pinggang normal: Wanita : < 80 cm Pria : < 90 cm Lingkar pinggang yang berlebihan, terutama pada kaum pria, berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung dan kardiovaskuler. |
0 comments:
Post a Comment