Lelah terus menyeret kaki untuk menepi
haus membaurkan pandangan mata,
bising riuh alir pikiran
sakit mendung hati
hujan menitikkan air berjuta kali
rintik pun berujung basah
membuka mata tak kuasa
menarik senyum bibir dalam menggigil
lirih petir merasuk di gendang telinga
berbisik bersuara
kulit dingin berkerut kisut diterpa angin malam
jari-jari beradu menguatkan raga
malam gelap berangsur sepi hanya riuh diri dalam hati
awan hitam menutup malam mengakhiri hari tanpa pamer bintang
0 comments:
Post a Comment